Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hutang Lancar: Pengertian, Jenis, Contoh dan Cara Menghitungnya

Pengertian Hutang Lancar - Ketika melakukan suatu usaha maka hutang adalah hal yang sangat umum. Pada laporan keuangan yang dibuat pasti tedapat akun hutang. Salah satu hutang yang terjadi adalah hutang lancar. Hutang ini memiliki jangka waktu yang singkat dan berbeda dengan hutang jangka panjang.

Keberadaan hutang dalam suatu laporan keuangan tidak selalu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mengalami masalah. Ketika nilai aset di atas nilai hutang maka perusahaan masih berada dalam posisi aman.

Pengertian Hutang Lancar



Hutang lancar merupakan suatu kewajiban yang perlu dilunasi perusahaan dalam jangka waktu yang singkat yaitu satu tahun. Dalam hal ini, hutang tidak boleh dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun dan merupakan aturan yang terdapat dalam standar akuntansi yang berlaku.

Hutang lancar juga lebih dikenal dengan nama hutang atau kewajiban jangka pendek. Dalam bahasa Inggris, istilah hutang jangka pendek ini disebut sebagai current liabilities. Maksud dari penggunaan kata lancar adalah waktu jatuh tempo yang sebentar. 

Apabila lebih dari satu tahun maka tidak bisa dikatakan sebagai hutan lancar, semakin cepat artinya semakin lancar. Jika hutang lebih dari satu tahun maka istilah yang dipakai adalah hutang tidak lancar, hutang jangka menengah, atau hutang jangka panjang. 

Alasan dari jangka waktu hutang satu tahun diperkirakan karena periode akuntansi atau tutup buku itu adalah satu tahun.

Baca Juga: Macam-macam Bukti Transaksi

Jenis Hutang Lancar

Jenis hutang lancar dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu hutang yang jumlah sudah pasti dan hutan yang jumlahnya bisa ditaksir. Berikut jenis-jenis utang yang dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu:

1. Hutang yang jumlahnya dapat ditentukan

Jenis hutang yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah hutang yang jumlahnya bisa ditentukan dan tanggal jatuh temponya secara pasti. Sehingga, perusahaan bisa mengetahui waktunya untuk melakukan pembayaran atau cicilan.

a. Hutang Usaha

Hutang usaha atau account payable hadir dikarenakan suatu pembelian barang atau jasa yang terjadi secara kredit. Barang atau jasa tersebut telah diterima, tetapi perusahaan belum melakukan pembayaran. 

Biasanya, barang dan jasa itu berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Contoh dari hutang usaha, yaitu:

  • Perusahaan jasa yang membeli barang operasional untuk keperluan usaha.
  • Perusahaan manufaktur yang membeli bahan baku.
  • Perusahaan dagang yang membeli persediaan barang dagang.

Biasanya tidak terdapat surat perjanjian tertulis, hanya menggunakan faktur penjualan saja. Hal tersebut dikarenakan biasanya pembeli dan penjual telah berhubungan lama dan saling percaya. Jatuh tempo biasanya dalam waktu dua minggu sampai tiga bulan saja.

b. Wesel Bayar

Wesel bayar adalah hutang yang sama dengan hutang usaha dengan penyebab yang sama. Namun, perbedaannya adalah wesel bayar memerlukan surat perjanjian tertulis yang resmi. Pada surat perjanjian tersebut terdapat tangan debitur dan kreditur.

Wesel bayar memiliki sifat yang lebih resmi dan formal, terdapat bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Terdapat jenis wesel bayar yang berbunga dan ada yang tidak. Hal tersebut sangat bergantung pada perjanjian dan kesepakatan kedua pihak.

Anda juga harus tahu bahwa hutang usaha dapat berubah menjadi wesel bayar. Nota penjualan yang digunakan dalam hutang usaha akan diganti dengan perjanjian hutang piutang wesel. Kejadian tersebut mungkin terjadi apabila debitur tidak melakukan pembayaran.

Anda juga harus bisa membedakan wesel bayar, karena terdapat wesel bayar yang tidak termasuk hutang lancar melainkan hutang jangka panjang. Perbedaannya dapat terlihat pada jatuh tempo.

c. Hutang Gaji dan Upah

Hutang gaji adalah contoh dari hutang lancar terhadap pegawai atau karyawan. Tentu saja, karyawan tidak mau menunggu pembayaran gaji yang menunggak selama berbulan-bulan dan harus segera dilunaskan.

Efek dari penundaan gaji adalah karyawan bisa melakukan mogok kerja dan efek buruk lainnya bagi perusahaan. Apabila perusahaan menunggak gaji dalam waktu yang lama maka perusahaan bisa mengalami pailit dan karyawan yang bekerja tidak bisa memperoleh hak.

d. Hutang Dividen

Dividen merupakan laba perusahaan yang dibagi untuk pemegang perusahaan. Hutang dividen muncul dikarenakan janji yang dibuat perusahaan untuk membayar dividen. Hutang dividen bisa muncul saat perusahaan membuat pengumuman akan membagikan laba yang diperoleh.

Hutang dividen harus dibayar secara tunai dalam waktu satu tahun setelah membuat pengumuman kepada pemegang saham. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun non-tunai sesuai dengan jenis dividen yang akan dibagikan.

e. Uang Muka dan Penghasilan yang Diterima di Awal

Uang muka yang diterima di awal ini dikenal dengan istilah down payment. Saat perusahaan memperoleh pesanan dari konsumen dan konsumen memberikan uang muka sebagai sebuah tanda jadi atau melakukan pembayaran penuh. 

Hal tersebut membuat perusahaan memiliki hutang lancar yang perlu dibayarkan. Hutang ini bukan berbentuk uang, namun berupa barang atau jasa yang dipesan konsumen. 

Hutang ini akan selesai apabila perusahaan telah memberikan pesanan konsumen dan menunaikan kewajibannya.

f. Hutang Bonus

Hutang bonus memiliki prinsip yang sama dengan hutang gaji. Perbedaannya yaitu tidak semua karyawan yang bekerja akan memperoleh bonus. Bonus diberikan kepada karyawan yang mampu memenuhi suatu kriteria tertentu. 

Hutang bonus harus dibayarkan sebelum ganti tahun atau ganti periode. Hutang bonus merupakan sebuah reward untuk karyawan yang berfungsi untuk meningkatkan produktivitas karyawan.

2. Hutang yang Jumlahnya Bisa Ditaksir

Jenis hutang ini merupakan hutang yang jumlah dan tanggal jatuh temponya belum pasti. Namun, hutang ini bisa ditaksir menggunakan perhitungan. Contoh dari jenis hutang yang jumlahnya dapat ditaksir, yaitu:

a. Hutang Pajak Penghasilan

Hutang pajak penghasilan merupakan hutang lancar kepada pemerintah dalam bentuk pajak. Hutang ini terjadi atas pendapatan kena pajak yang dihasilkan oleh perusahaan. Nilai hutang ini dapat ditaksir menggunakan laba yang diperoleh dari periode sebelumnya. 

Jenis hutang ini harus menjadi hutang lancar dan tidak boleh berubah menjadi hutang jangka panjang. Apabila pembayaran pajak terlambat maka akan ada denda yang harus dibayarkan. Jika tidak dibayar maka terdapat hukuman.

b. Hutang Garansi

Garansi biasanya terdapat pada sebuah produk. Pemberian garansi akan memberikan kenyamanan untuk konsumen yang takut apabila produk yang dibelinya mengalami kerusakan. 

Hutang garansi tidak akan mengalami jatuh tempo sampai ada konsumen yang membuat klaim kerusakan produk.

c. Hutang Hadiah

Hutang hadiah adalah hutang yang muncul saat perusahaan memutuskan melakukan undian berhadiah dengan waktu jatuh tempo yang ditentukan oleh perusahaan. Umumnya, undian berhadiah ini dilakukan untuk kegiatan promosi produk.

Selain jenis-jenis hutang tersebut, hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo juga akan menjadi hutang lancar. Beberapa pendapat mengatakan bahwa hutang ini tidak akan berubah menjadi hutang jangka pendek tetap hutang jangka panjang.

Namun, pada praktiknya kebutuhan kas harus segera disiapkan untuk melakukan pembayaran hutang tersebut.

Cara Menghitung Hutang Lancar

Besar nilai hutang lancar bisa dicari saat nilai hutang total sudah diketahui. Cara menghitungnya yaitu: 

Hutang Lancar = Hutang Total – Hutang Tidak Lancar

Perhitungan hutang jangka pendek ini basanya digunakan untuk mengetahui nilai rasio lancar. Rasio lancar adalah sebuah ukuran kemampuan yang dipakai perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Rasio lancar digunakan untuk mengetahui sehat atau tidaknya kondisi keuangan.

Hutang adalah bagian yang tidak bisa terlepas dalam keuangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus bisa mengelola hutang dengan baik agar tidak menimbulkan masalah bagi kegiatan yang ada di perusahaan.

Baca Juga: 

Posting Komentar untuk "Hutang Lancar: Pengertian, Jenis, Contoh dan Cara Menghitungnya"